
1. Detektor Vape
Pemilik tanah dapat memasangdetektor vape, serupa dengan yang digunakan di sekolah, untuk mendeteksi keberadaan uap dari rokok elektrik. Detektor ini bekerja dengan mengidentifikasi zat kimia yang terkandung dalam uap, seperti nikotin atau THC. Beberapa model dirancang khusus untuk mendeteksi partikel yang lebih kecil yang dihasilkan oleh vaping, yang mungkin tidak terdeteksi oleh detektor asap standar. Detektor dapat mengirimkan peringatan ketika mendeteksi uap di udara, sehingga memungkinkan pemilik properti untuk memantau pelanggaran vaping secara langsung (real-time).
2. Bukti Fisik
Meskipun vaping menghasilkan bau yang kurang kentara dibandingkan dengan merokok, namun tetap saja dapat meninggalkan tanda-tanda:
• Residu di Dinding dan Langit-langit:Seiring waktu, uap dapat meninggalkan residu lengket di dinding dan langit-langit, terutama di area dengan ventilasi yang buruk.
• BauMeskipun aroma vaping biasanya tidak sekuat asap rokok, beberapa e-liquid beraroma meninggalkan bau yang dapat dideteksi. Vaping terus-menerus di ruang tertutup dapat menyebabkan bau yang menetap.
• Perubahan warna:Vaping yang dilakukan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan sedikit perubahan warna pada permukaan, meskipun biasanya tidak separah perubahan warna kekuningan yang disebabkan oleh rokok.
3. Masalah Kualitas Udara dan Ventilasi
Jika vaping sering dilakukan di ruangan berventilasi buruk, hal itu dapat memengaruhi kualitas udara, yang dapat dideteksi oleh pemilik properti melalui perubahan pada sistem HVAC. Sistem tersebut dapat mengumpulkan partikel dari uap, yang berpotensi meninggalkan jejak jejak.
4. Penerimaan Penyewa
Beberapa pemilik properti mengandalkan pengakuan penyewa atas kebiasaan vaping mereka, terutama jika hal itu merupakan bagian dari perjanjian sewa. Vaping di dalam ruangan yang melanggar perjanjian sewa dapat mengakibatkan denda atau pemutusan perjanjian sewa.
Waktu posting: 16-Okt-2024